Showing posts with label Informasi. Show all posts
Showing posts with label Informasi. Show all posts

Sunday, April 5, 2020

Aktifitas atau Aktivitas


Terkadang kedua kata tersebut masih sulit dibedakan. Bukan sulit sih sebenarnya, tapi bingung mana yang baku dan tidak.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata "aktifitas" tidak ditemukan, yang ada hanya kata "aktivitas". Hal ini tidak lepas dari kata dasar serapan "active" yang ditulis dengan aktif, dan kata "activity" diserap kemudian berubah menjadi "aktivitas."

Jadi, penulisan baku yang tepat adalah "AKTIVITAS".

Friday, May 5, 2017

Seminar Kesehatan (Feat. Mukhamad Rajin)

Seminar Kesehatan, Kamis 04 mei 2017
Judul: Sehat Dengan Sholat Dhuha
Penulis: Mukhamad Rajin, S.Kep. Ns. M.Kes
Editor: Achmad Fauzi, M.Si

xiv+ 122 hlm; 14.5 x 20.5 cm
Cetakan I, Oktober 2016
ISBN: 978-602-60398-0-4

Penerbit: Lentera Kreasindo
Dicetak oleh: Lingkar Media Yogyakarya

Harga: Rp. 30.000,-
Pemesanan bisa menghubungi:
Achmad Fauzi
Call/WA: 0858 1576 5341

Sunday, December 4, 2016

Di BALIK SANTRI MENULIS SANTRI JUARA

Menang bukanlah tujuan kami dalam mengikuti kompetisi. Sangat naif jika apa yang diperjuangkan hanya seputar kemenangan yang berbentuk materi. Tujuan kompetisi adalah untuk mengasah kemampuan, dan mencari sampai titik batas ketidakmampuan mereka. Santri tentunya memiliki ciri khas tersendiri dalam menemukan batas tersebut. Ada yang berbeda ketika menangani mereka. Segalanya terasa mudah dan indah. Energi yang terbuang menjadi cahaya-cahaya dalam Kegelapan.

Pada dasarnya semua santri sama. Namun, selama mendampingi mereka dalam mengikuti kompetisi acapkali santri yang juara memiliki keistimewaan dalam menjalankan proses kompetisi. Keistimewaan mereka terlihat ketika mereka benar-benar menerapkan 5 (lima) karakter Pesantren Tebuireng.
Pertama, ikhlas. Dalam hal ini santri benar-benar menjalankan proses dengan ikhlas. Ikhlas melakukan segala sesuatu karena Allah SWT. Dalam proses pendampingan, mereka yang juara biasanya memiliki kebiasaan seperti puasa senin-kamis, atau puasa Daud. Terkadang mereka juga punya kebiasaan bangun malam, untuk sholat tahajud dan berdoa, yang kemudian mereka melanjutkan untuk belajar.
Kedua, jujur. Jujur berarti menyatakan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan apa adanya. Dalam hal menulis, santri diajak untuk berbuat jujur dalam menuliskan suatu karya tulis. Tulisan yang dibuat harus orisinil dan bukan plagiat. Penulisan referensi harus jelas, karena jangan lupa mencantumkan nama penulis aslinya dalam lembar karya yang mereka buat.
Kekuatan jujur disini bisa terlihat ketika kompetisi tersebut berada dalam tahapan presentasi. Ketika presentasi akan terlihat letak kejujuran mereka dalam menulis, dan juri biasanya mengetahui apakah karya tulis itu jujur atau tidak. Karena kejujuran tersebut, mereka akan memiliki kepercayaan diri yang lebih.
Ketiga, tanggung jawab. Berani menulis, berarti harus berani mempertanggungjawabkan apa yang telah ditulis. Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab sebagai pelajar adalah belajar, “belajar tidak harus menerima apa yang didapat, melainkan belajar harus mencari batas-batas ketidakmampuan”.
Pelajar yang demikian akan mendapatkan nilai lebih nantinya, tidak hanya di sekolahan melainkan nanti akan berguna di masyarakat. Mereka pelajar juga sekaligus santri, dalam hal tanggung jawab bagi saya mereka sangat luar biasa. Mereka belajar menulis di sela-sela kesibukan mereka sebagai pelajar juga sebagai santri. Mereka meluangkan waktu dalam menulis dan tentunya waktu bermain mereka akan berkurang.
Keempat, bekerja keras. Mereka berusaha secara terus menerus tanpa mengenal lelah. Ada beberapa santri yang juara tersebut, pernah beberapakali mengikuti kompetisi namun belum mendapatkan mendapatkan hasil yang maksimal. Tipologi pekerja keras dari mereka sangat terasa ketika mereka pantang menyerah dan aktif dalam mengikuti kompetisi menulis. Seringkali informasi lomba mereka dapatkan sendiri baik secara langsung melalui panitia ataupun melalui internet. Mereka mencari lomba sendiri, kemudian mengkonsultasikan dengan pembina dan senantiasa mereka proaktif dalam kegiatan pembinaan.
Kelima, tasamuh/ toleransi. Tasamuh atau toleransi ini tercermin ketika mereka saling membantu dalam proses pendaftaran lomba dan tahapan pelengkapan administrasi lomba. Biasanya ada beberapa santri yang tidak bisa secara maksimal dalam melengkapi administrasi lomba dikarenakan waktu dan banyaknya kegiatan mereka baik sebagai pelajar maupun santri. Disini dibutuhkan toleransi, dan biasanya ada salah satu yang membantu, misalkan ketika mentranfer biaya pendaftaran ke panitia melalui Bank atau membantu foto kopi berkas dan ngeprint data. Sikap toleransi ini yang kemudian menjadikan proses pembelajaran dalam mengikuti kompetisi menulis terasa istimewa bagi saya.
Selain 5 (lima) karakter Pesantren Tebuireng di atas, ada kebiasaan dari mereka ketika sebelum mengikuti kompetisi, seperti meminta doa kepada orang tua agar senantiasa dalam mengikuti kompetisi berjalan lancar dan sukses. Selain itu juga persiapan yang matang serta tidak lupa istirahat yang cukup agar energi ketika presentasi bisa berjalan secara maksimal.
Untuk itu kami melanjutkan buku pertama kami yang berjudul Santri Menulis Santri Juara yang ditulis oleh Rinaldiyanti Rukmana, dkk pada tahun 2015. Buku yang berjudul Santri Menulis Santri Juara Jilid 2 ini akan disajikan cerita tentang perjuangan mereka hingga dapat menggapai hasil secara maksimal. Kemampuan atas cara berpikir dalam menuangkan ide-ide brilian mereka ke dalam tulisan, dan tentunya cerita menarik dibalik perjalanan mereka dalam mengikuti kompetisi sampai dengan mendapatkan juara.
Buku tersebut adalah jawaban atas kreatifitas dan kerja keras para santri dalam menimbah ilmu di pesantren. Budaya menulis dan berkompetisi dalam rana pemikiran dapat mengasah kemampuan para santri untuk menjadi insan intelektual yang progresif dan dinamis. Tentunya dalam kerangka nilai-nilai ke-Islaman yang diajarkan dengan sentuhan yang manusiawi. Semoga bermanfaat. 
Achmad Fauzi

Wednesday, November 30, 2016

REFLEKSI PENDIDIKAN DENGAN MEDIA FILM


Dalam arus globalisasi ini kita mudah sekali menemukan film, baik itu di televisi, bioskop, maupun internet. Hal tersebut tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang semakin pesat. Karena film telah menjadi salah satu media yang menarik dan efektif dalam era digital, dan film salah satunya memiliki peran sebagai dokumentasi bagi pendidik agar refleksi terhadap pendidikan semakin berkualitas.
Dalam hal ini, tentunya biologi sebagai mata pelajaran mencoba menginfiltrasi perkembangan film dalam media pembelajaran. Penulis mengamati bahwa selama ini ada kecenderungan yang sama antara biologi sebagai ilmu dengan film sebagai dokumentator. Dalam dunia modern, keilmuan biologi telah menjadi bank data atau sebagai dokumenter alam. Seperti kita ketahui bahwa kekayaan alam atau biodiversitas negara kita sangat melimpah, dan tentunya diperlukan data-data dokumentasi yang jelas, terstruktur dan sistematis. Dengan harapan nantinya negara kita bisa memanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Selama ini penulis mengamati bahwa kegiatan pembelajaran biologi tidak terlepas dari praktikum. Seringkali hasil praktikum yang dilakukan oleh peserta didik menjadi sebuah rutinitas tanpa adanya perubahan dalam perkembangan kegiatan praktikum. Seperti diketahui praktikum biologi akan menghasilkan makalah atau produk hasil praktikum, tentunya jika peserta didik diajak untuk membuat film dokumenter praktikum, maka akan mengurangi beban penggunaan kertas yang digunakan untuk membuat makalah, dan produk hasil praktikum yang terdokumentasi dengan film akan dapat menjadi bahan evaluasi bagi generasi peserta didik selanjutnya untuk mengembangkan keilmuannya. 
Penulis mencoba menggabungkan film dokumenter dengan praktikum biologi, yang kemudian kami sebut film dokumenter praktikum biologi. Jadi peserta didik akan melakukan kegiatan praktikum biologi dan membuat film dokumenter adalah sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran agar yang dilakukan menjadi lebih berkualitas.
·                    FILM DOKUMENTER PRAKTIKUM BIOLOGI
Praktikum biologi adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk menunjang materi biologi yang disampaikan guru di kelas, agar pemahaman peserta didik tentang biologi menjadi lebih baik. Dalam hal ini, praktikum biologi menjadi tahapan penting dalam pembelajaran biologi agar peserta didik mendapatkan pengalaman langsung dalam praktik.
Menurut Nuryani Rustaman, umumnya para pakar berpendapat bahwa praktikum dapat menunjang pemahaman peserta didik terhadap materi biologi. Praktikum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membuktikan teori, dan menemukan teori. Dengan kegiatan praktikum maka peserta didik diajak untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Sedangkan menurut Monica Krisna (2014), film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan cerita dari sebuah kisah nyata. Di negara Perancis istilah dokumenter dipakai untuk menyebut semua film yang bersifat non fiksi, termasuk film mengenai perjalanan dan film mengenai pendidikan. Film dokumenter berbeda dengan film fiksi. Perbedaannya yaitu, film dokumenter mengangkat kenyataan dan fakta yang terjadi di masyarakat, dan film fiksi mengangkat tayangan hasil imajinasi seseorang. Film fiksi biasanya digunakan dalam pembuatan sinetron.

Sedangkan menurut undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Kolaborasi antara praktikum biologi dengan film dokumenter adalah sebuah upaya pengembangan kemampuan dan penanaman karakter pada peserta didik dalam pembelajaran biologi. Hal tersebut, akan terlihat dari hasil film dokumenter praktikum biologi yang mereka buat dan proses dengan segala bentuk kerja keras dan tanggung jawab dari peserta didik.

Kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan film dokumenter sebagai media pembelajaran dalam mata pelajaran biologi merupakan terobosan pembelajaran dalam mengenalkan biologi dengan memanfaatkan teknologi. Sistem pembelajaran seperti ini juga bisa meransang kinerja peserta didik untuk lebih memahami mata pelajaran biologi.

Selain ini, penggunaan film dokumenter sebagai media pembelajaran juga dapat meningkatkan kreatifitas dan inovasi peserta didik dalam pembelajaran. Hal tersebut, dapat diketahui dengan melihat hasil film dokumentasi mereka serta improvisasi dalam melakukan kegiatan praktikum.

Dengan membuat film dokumenter praktikum sebagai media pembelajaran, maka secara otomatis peserta didik akan mendapatkan pengalaman sebagai editor film, kameramen, serta dalam pembuatan naskah film. Hal tersebut, dapat meningkatkan rasa percaya diri peserta didik dalam melakukan kegiatan pembuatan film.

Kegiatan pembelajaran membuat film dokumenter praktikum ini juga menguntungkan bagi pendidik, karena pendidik dapat mendokumentasikan hasil karya peserta didik dan nantinya dapat juga digunakan sebagai bahan dalam pembelajaran dan refleksi dokumentasi untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya. Adapun film dokumenter praktikum biologi hasil karya peserta didik SMA A. Wahid Hasyim bisa di akses melalui www.ma-biology.blogspot.com. Semoga bermanfaat. (Achmad Fauzi)