Wednesday, February 22, 2017

SERBA MENDADAK


Mendadak menjadi politisi hebat. Menebarkan argumentasi melangit di tengah ruang-ruang dialektika yang bukan tempatnya. Berkoar tentang pembenaran atas pengetahuan level A3 tanpa budaya refleksi atas dirinya. Politisi sejati hanya berkata tentang kebenaran, dan bukan pembenaran.

Mendadak menjadi profesor kelas dunia. Menyebut kampus dan ibu kota adalah bagian dari miliknya. Berbicara dengan tutur kata santun bak pesolek nomer wahid. Sejengkal pengetahuan yang dimiliki semerbak perangai tanpa salah. Berkoar tentang keilmuan tanpa dasar. Padahal profesor berkarisma lebih memilih hidup di desa dan mengembangkan potensi daerahnya masing-masing.

Mendadak menjadi kyai tersohor. Seolah punya jutaan santri dan beribu pondok pesantren. Berbicara dengan ayat-ayat, menjualnya untuk kepentingan dirinya dan kelompoknya. Padahal Kyai yang sesungguhnya selalu mengabdikan dirinya pada masyarakat, dengan tutur bahasa yang sederhana dan mudah di pahami.

Segalanya serba paradoks. Hitam dan putih tidak lagi bisa dibedakan. Metamorfosa tanpa lagi menatap sejarah masa lampau. Sejarah yang dibangun atas dasar kesadaran sebagai manusia. Manusia yang sudah tidak mampu lagi memanusiakan manusia. Manusia yang sudah tidak lagi mengenal dirinya. Manusia yang enggan menyapa Pemilik-Nya. fauzing

Wednesday, January 25, 2017

Video Sehat dengan Sholat Dhuha


Judul: Sehat Dengan Sholat Dhuha
Penulis: Mukhamad Rajin, S.Kep. Ns. M.Kes
Editor: Achmad Fauzi, M.Si

xiv+ 122 hlm; 14.5 x 20.5 cm
Cetakan I, Oktober 2016
ISBN: 978-602-60398-0-4

Penerbit: Lentera Kreasindo
Dicetak oleh: Lingkar Media Yogyakarya

Harga: Rp. 30.000,-
Pemesanan bisa menghubungi:
Achmad Fauzi
Call/WA: 0858 1576 5341

Saturday, December 17, 2016

SATTVA

Setiap perjalanan adalah cerita. Cerita yang senantiasa membawa ruang pemikiran manusia dalam menentukan segala pilihan. Cerita yang dibangun atas dasar kesadaran berdialektika dalam dimensi yang berbeda. Dimensi yang penuh tantangan dan kedamaian.

Tulisan-tulisan ini merupakan percikan dari cahaya yang terbuang. Dari sudut waktu di sebrang jalan menerpa aral. Membius letih kala gelap menanti. Kutuangkan saja huruf per huruf, bait per bait, sampai judul bersandar di rangkaian lembar per lembar.

Semoga teritori kreatifitas tetap berjalan, dalam gelap saya tetap menulis. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca. Semoga bermanfaat.

download buku bisa klik di link ini SATTVA (sunyi, cinta dan pengorbanan) - fauzing